Jumat, 11 Juni 2010

Sial dulu, ikhlas kemudian. . .

Beberapa hari yang lalu aku membaca sebuah artikel di sebuah surat kabar.judulnya 'sial dulu,ikhlas kemudian'. Judul yang sangat tidak masuk akal. Awalnya aku brfikir begitu.
Setelah aku baca,ternyata sangat mengemparkan hatiku. Dan tidak jauh berbeda dari yang aku alami. Ceritanya berawal dari seorang anak muda yg memberikan uang pada seorang bapak yg membutuhkan. Sebut saja anak muda itu Bunga. Keesokan harinya bunga mendapatkan sebuah undian yg nilainya 10 kali lipat dri apa yg pernah dia berikan kpada bpak2 kmaren. Lalu bunga bergumam,ternyata Allah benar2 memberikan ganjaran 10 kali lipat jika kita membantu orang.
Sejak saat itu, bunga selalu memberikan uang pada orang yg membutuhkan,dengan harapan dia mendapatkan ganjaran 10 kali lipat. Tapi apa yang terjadi,bunga malah ketiban sial yang bertubi-tubi. Sampai akhirnya ia sadar, Allah tidak akan senang jika kita pamrih.
Nah,dari crita itu aku pun berfikir tentang arti ikhlas. Aku pernah mengalami hal yang sama. Ya,meskipun critanya tidak sama persis. Dari kutipan itu aku pun sadar untuk segera belajar ikhlas tanpa mengharap balasan.
Ikhlas itu sangatlah tidak mudah. Namun,harus dipaksakan. Belajar ikhlas dimulai dari diri sendri. Ikhlas merajinkan diri ketika mengalami kemalasan. Ikhlas untuk bangun di tengah malam,untuk sekedar bercengkrama bersama Sang Penguasa Alam.
Semoga ikhlas itu selalu tertanam dalam diri. Amin

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2010 MERAH MERONA
Bloggerized by Dzignine, based on Nekoji design.